Tak ada syarat harus arek Malang asli untuk menjadi suporter Arema, atau yang lazim disebut Aremania. Hal tersebut persis seperti yang dialami oleh Aremanita bernama Tikka Dessy Harsanti ini.
Meski lahir di Blitar pada 4 Desember 1991, Tikka dengan bangga menyebut dirinya sebagai Aremanita, sebutan untuk suporter wanita Arema. Bahkan gadis 23 tahun itu tak segan menunjukkan kebanggaannya tersebut.
Banyak hal yang telah dilakukan gadis yang mengaku mewarisi darah sebagai pecinta sepak bola dan Arema dari sang Ayah itu. Salah satunya tentu dengan memberikan dukungan langsung di Stadion Kanjuruhan Malang kala Arema bermain.
Waktu SMA, sepulang sekolah Tikka sering menyempatkan hadir ke Kanjuruhan bersama teman-temannya. Padahal waktu itu mereka pulang sekolah pukul 14.00 WIB, sementara itu Arema main pukul 15.30 WIB.
"Pulangnya sampai Blitar pun malam pukul 21.00 WIB. Ayah tidak tega kalau melihat anaknya datang langsung ke Kanjuruhan dan ikut berdesak-desakan," ungkapnya.
Setiap kali ditanya oleh sang Ayah, dari mana seharian tidak pulang, Tikka pun terpaksa berbohong dengan dalih belajar kelmpok atau ada bimbingan belajar. Sebelum sampai rumah, dia sudah mengganti baju dan atribut Aremanianya di pom bensin.
Sebagai wujud cintanya pada Arema, maka setelah lulus dari bangku SMA, Tikka mengambil kuliah di Malang. Keinginannya itu sempat ditentang oleh orang tuanya yang selalu khawatir dengan kondisi putri cantiknya.
"Waktu itu sempat terjadi konflik dengan orang tua saya, terutama dengan Ayah. Saya pun tetap bersikeras agar bisa kuliah di Malang, demi lebih dekat dengan Arema," kata mahasiswa Universitas Wisnuwardhana Malang tersebut.
Bagi gadis alumni SMA Negeri 2 Blitar itu, pengalaman paling buruk di Kanjuruhan adalah saat musim hujan. Tikka pernah berbasah-basahan ria di tribun bersama suporter Arema lainnya.
Kala itu handphone yang baru dibelinya rusak karena hujan deras, padahal sudah dimasukkan ke dalam kantong plastik. Keadaan siang itu memang hujan deras mulai dari dia berangkat, di stadion, bahkan sampai pulang keadaan tetap hujan.
"Walaupun pakai mantel tapi tetap tembus sampai baju saya basah. Alhasil sampai kos-kosan saya masuk angin. Besoknya saya izin sakit karena tidak memungkinkan untuk kuliah. Lagi-lagi demi Arema dan itu tak menyurutkan semangat saya. Hahaaa.." selorohnya.
Menurut Tikka, kecintaannya pada Arema itu tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Bahkan dia lebih memilih Arema daripada cowoknya yang kebetulan suka bola dan Arema, tapi tak sefanatik dirinya.
Setiap ada pertandingan Arema mereka sering bertengkar, karena Tikka yang ingin hadir langsung ke Kanjuruhan, tak diizinkan oleh si cowok. Mungkin karena dia terlalu khawatir, makanya Tiikka disuruh nonton lewat TV saja.
"Tapi saya bersikeras untuk tetap hadir di Kanjuruhan. Slogan 1% Ojobku, 99% Arema memang pas sekali. Sampai dia memberikan pilihan: Arema atau dia. Saking cintanya sama Arema saya tetap pilih Arema," tegasnya.
"Banyak sekali pengalaman berkesan saat membela tim kesayangan. Bukannya sombong, pas lihat di VIP atau VVIP saya sering ke-shoot oleh kamera. Teman-teman, dan keluarga yang jauh ikut senang, walaupun jadi artis cuma beberapa detik," ujarnya.
Dari situlah Tikka terkenal di kalangan adik-adik dan kakak-kakak tingkat di kampusnya sebagai "Mbak Aremanita". Ya, Ongis Sinam (Singo Manis) dari Blitar yang datang ke Malang demi kecintaannya dalam mendukung Arema.
"Inilah saya apa adanya. Cinta Arema dan sampai kapan pun tetap ada untuk Arema. Mungkin cerita di atas kurang menarik, tapi bagi saya setiap ada Arema pasti ada cerita yang berkesan," tutupnya.
Ongis Sinam Dari Blitar Untuk Arema
BACK TO AKSI TRIBUN AREMANIA
BACK TO AKSI TRIBUN AREMANIA
0 komen:
Post a Comment