Arema dan Aremania, Singo Edan dari Stadion Kanjuruhan Malang, Loyalitas Tanpa Batas dalam Salam Satu Jiwa Aremania Aremanita.

Legenda Arema


Kuli Tinta Arema


Kisah Aremanita

Topics :
Home » » Apa Jadinya Aremania Disuruh Liputan Arema?

Apa Jadinya Aremania Disuruh Liputan Arema?


Laga Arema vs Persib Bandung dalam lanjutan Indonesia Super League (ISL) 2012-2013 di Stadion Kanjuruhan Malang (31.05.2013) menjadi salah satu laga yang tak terlupakan bagi ayas. Selain karena kemenangan Arema 1-0 lewat gol telat Cristian Gonzales di menit 86', laga tersebut juga merupakan debut perdana ayas sebagai kuli tintanya Wearemania.

Banyak persiapan sehari sebelum menjalani debut tersebut. Mulai dari mencari ID card peliputan di kantor Arema (waktu itu masih di Jalan Kertanegara No. 7), mengikuti sesi press conference pre-match di tempat yang sama, dan tentunya menyiapkan fisik yang prima.

Waktu itu, untuk pertama kalinya masuk ke dalam Stadion Kanjuruhan tidak melalui pintu ekonomi, melainkan pintu VVIP (selatan pintu utama). Karena ID card peliputan belum di tangan karena belum selesai dicetak, ayas harus menunggu di depan pintu, dengan berbekal sebuah nomor anggota Media Officer Arema (lupa waktu itu antara Ovan atau Heru). Anggota MO itulah yang akhirnya memasukkan ayas setelah menunjukkan id press Wearemania.

Rasanya berbeda sekali duduk di tribun ekonomi dengan duduk di tribun media. Kalau sebelumnya di tribun ekonomi lebih sering berdiri (karena ada aturan tidak tertulis suporter dilarang duduk selama 2x45 menit), maka di tribun media serasa capek duduk 2x45 menit. Tribun media dulu berada di tribun VVIP sekarang (yang ada kursi empuknya, tepat di bawah tribun kehormatan). Di tribun media juga ada kursi (dulu terbuat dari plastik seperti kursi di ruang tunggu rumah sakit), dan meja berbahan seng.

Satu yang paling tak bisa dilupakan dari debut liputan Arema tersebut. Kala itu, ayas datang ke stadion dengan membawa tas ransel berisi laptop, dan peralatan 'perang' lainnya. Namanya juga suporter (Aremania), datang ke stadion pastinya mengenakan kaos Aremania, celana jeans, sandal Eiger, dan tak lupa syal Arema (yang ayas beli waktu Arema menjadi juara ISL 2009-2010 dan sudah menemani setiap datang memberikan dukungan langsung ke stadion selama bertahun-tahun).

Tak disangka, penampilan ala suporter ayas mendapatkan kritikan keras dari nawak-nawak sesama awak media. Banyak yang mempertanyakan fungsi ayas (yang seorang jurnalis) membawa syal ke stadion. Kalau di tribun ekonomi okelah, syal itu biasa ayas bentangkan saat mengumandangkan lagu Padamu Negeri sebelum kick-off pertandingan. Entahlah, di tribun media, momen tersebut harus lewat begitu saja. Memang, ayas perhatikan tak ada satu pun reporter/jurnalis yang melakukannya. Pelajarannya, meski syal tersebut bisa dililitkan di leher sebagai penawar udara dingin di stadion, awak media dilarang keras membawa syal, apalagi beratribut Arema. Selama alasannya masuk akal, masih bisa ayas terima.

APA JADINYA AREMANIA DISURUH LIPUTAN AREMA? 
 
BACK TO KULI TINTA AREMA 

0 komen:

AREMA FC